Goresan Lisan Nasihat Perpulangan: Ustadz Dr. Agus Budiman, M.Pd.
Oleh: Krisna Wijaya
Di setiap perjumpaan pasti akan menemui perpisahan. Itulah yang saat ini menyapa Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor di penghujung akhir tahun akademiknya. Fragmen-fragmen kisah yang telah berlalu, kini terukir dalam sebuah buku kenangan bernama sejarah yang tidak akan pernah bisa lagi dirubah.
Kelas pagi dadakan, kelas kosong dadakan, kajian subuh, kajian misykat, dll., merupakan sedikit momen yang kelak di kemudian hari akan kita rindukan kisah dan kasih di dalamnya. Oleh karena itu, seyogyanya kita harus memahami betul-betul mengenai arti dari liburan yang sebenarnya.
Kesempatan Berefleksi
Pada kesempatan ini, kami mencoba berkunjung ke kediaman al-ustadz Dr. Agus Budiman, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan ayahanda bagi kami mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam.
Pada kesempatan itu, beliau menjelaskan bahwa waktu liburan adalah sebuah awal yang bagus untuk melakukan refleksi perjalanan. Perjalanan apa? Yaitu perjalanan yang telah di tempuh ketika kuliah sebelumnya. Bisa jadi mengenai sudah seberapa jauh tujuan kuliah dicapai, mimpi apa yang telah diraih, kekurangan dan halangan apa yang menghadang, dll.
Inti dari semua pertanyaan-pertanyaan di atas adalah tentang mempertanyakan mengenai keberadaan hambatan-hambatan yang itu menghambat proses untuk berporgres. Tidak hanya berhenti di situ saja, setelah mempertanyakan, apakah hambatan atau kekurangan itu bisa dikejar dan ditutupi ketika masa liburan atau tidak? Ini yang harus diperhatikan bagi segenap mahasiswa yang ada.
Misal dalam kemampuan berbahasa Arab ataupun Inggris. Kalau dirasa kemampuan kita dalam berbahasa masihlah kurang, maka waktu liburan ini adalah sebuah momen sekaligus kesempatan yang berarti bagi segenap civitas akademika UNIDA Gontor, terkhusus mahasiswa Fakultas Tarbiyah untuk mengejar ketertinggalan itu.
Tuliskan Target Hidiupmu
Sebuah pepatah Arab mengatakan,”Inna syababa wal-faragha wal-ghina mafsadatun lil-mar’i ayya mafsadah,” yang bermakna “Sesungguhnya masa muda, waktu kosong, dan kekayaan adalah sumber kerusakan bagi seseorang yang tidak memanfaatkannya dengan baik.”
Pepatah di atas begitu benar fakta di lapangannya. Oleh karena itu, Ustadz Agus menyarankan bagi segenap mahasiswa yang berlibur untuk menyusun program-program secara tertulis dan terukur selama liburan berlangsung.
Metode di atas juga pernah dan masih dipakai oleh al-Ustadzah Dewi Nur Aisyah, SKM, M.Sc, Ph.D, DIC dalam kehidupannya, terkhusus waktu perjalanan kuliah beliau. Ketika masa kuliah, beliau selalu menuliskan check list harian mengenai program-program yang hendak dilakukannya pada hari itu. Ikhtiar yang terus-menerus dilakukan itu kemudian membawa Ustadzah Dewi kepada kesuksesan dan kebermanfaatan studi akademik dalam hidupnya.[1]
Walaupun banyak target harian yang tidak tercapai, walaupun tidak semua target dapat terlaksanakan, cukup mulailah dengan menuliskan target dan program-program tujuan hidupmu dalam sebuah catatan dan tulisan.
Setiap catatan dan tulisan itulah yang di kemudian hari akan terakumulasi menjadi sebuah keberhasilan akademik di masa yang akan datang.
Oleh karena itu, manfaatkan waktu libur ini sebaik-baiknya dan jangan biarkan dia pergi tanpa sebuah kebermanfaatan di dalamnya. Ingat, jangan pernah bosan berjuang dan berusaha menjadi orang baik. Seberat apapun, jangan pernah berhenti ataupun berbalik arah kebelakang.
Tetaplah berjuang sampai tiba saatnya langit menuliskan takdir terbaik atas berbagai usaha yang telah kita lakukan dan ikhtiarkan selama ini dalam sebuah pencapaian masa depan yang penuh akan kebahagiaan dan kebermanfaatan dalam hidup kita.
[1] Beliau adalah seorang ahli epidemiologi dan pakar informatika penyakit menular dari Indonesia. Dewi berperan sebagai peneliti senior di Indonesia One Health University Network (INDOHUN) sekaligus sebagai team leader proyek One Health Workforce di Indonesia. Dewi saat ini juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI).