barat
Pemikiran

Wajah Peradaban Barat #2

Lanjutan artikel Wajah Peradaban Barat

Oleh: Krisna Wijaya

Saat ini memang tidak bisa dipungkiri kalau peradaban Islam sedang dalam fase kemundurannya. Hal ini berpijak dari analisis Ibn Khaldun dalam bukunya Muqaddimah menjelaskan bahwa sebuah peradaban itu apabila sudah pernah bangkit berada di puncak, maka tahap setelahnya adalah kemunduran. Hal inilah yang saat ini sedang terjadi pada peradaban Islam.

 

Membaca Sejarah Peradaban Barat

Ketika kita menguraikan sejarah perkembangan peradaban Barat, maka akan dijumpai fakta bahwa sebab kebangkitan dan perkembangan peradaban Barat untuk menjadi sebuah peradaban besar yang menguasai dunia adalah sangat kompleks.

 

Pada awal kebangkitanya, Barat yang terpusat di Eropa sejatinya telah bersentuhan langsung dengan peradaban Islam. Prof. Hamid Fahmy Zarkasyi juga pernah menjelaskan bahwa fakta sejarah membuktikkan jika kawasan Cardoba di Spanyol menjadi kawasan metropolis paling menonjol sekaligus tempat bagi orang-orang Barat itu mencari pencerahan.

 

Senada dengan Prof. Hamid, hal yang sama juga disampaikan oleh Dr. Adian Husaini mengenai Barat yang ternyata mendapat pencerahan dari peradaban Islam. Dr. Adian mengutip sebuah buku yang berjudul  What Islam Did For Us: Understanding Islam’s Contribution to Western Civilization, sejarawan Tim Wallance-Murphy mengulas mengenai kontribusi Islam di abad pertengahan terhadap bangkitnya intelektualitas dan peradaban Barat di era Renaissance.

 

Adapun hutang Barat yang oleh Murphy sebut tidak bisa dibayar sampai kapanpun adalah sikap toleransi kaum muslimin semasa pemerintahan Islam di Andalusia dan Baghdad, terkhusus di Andalusia yang memungkinkan tersemaikannya intelektual dan perdagangan antar komunitas, baik oleh komunitas Yahudi ataupun ilmuan Muslim.

 

Tidak hanya sampai di situ, Dr. Adian Husaini juga menambahkan bahwa sebenarnya Yahudi itu mencapai masa kejayaan adalah ketika Islam juga berjaya di Andalusia. Artinya, zaman kejayaan muslim di Spanyol adalah zaman kejayaan Yahudi. Hal ini tidak lain dan tidak bukan adalah karena toleransi kaum muslimin yang begitu besar saat itu.

 

Dalam bukunya yang berjudul Membendung Arus Liberalisme di Indonesia, Dr. Adian Husaini menjelaskan bahwa seorang profesor Yahudi bernama S.D. Goiten pun mengakui bahwa bahasa Yahudi, pemikiran Yahudi, hukum Yahudi, dan filsafat Yahudi, disusun di bawah pengaruh Muslim-Arab. Bahkan profesor Yahudi ini pun dalam bukunya Jews and Arabs, Their Contacts through the Ages menyatakan,

 

There, under Arab-Muslim influence, Jewish thought and philosophy, and even Jewish law and religious practice were systematized and finally formulated. Even the Hebrew language developed its grammar and vocabulary on the model of the Arab language.

 

Selain Goiten, sejarah kejayaan Yahudi di bawah bendera Islam ini juga ditulis oleh banyak sejarawan Yahudi dan Kristen lainnya. Karen Amstrong salah satunya, dalam bukunya A History of Jerusalem: One City, Three Faiths juga menjelaskan bahwa, “Under I  slam, the Jews had enjoyed a golden age in al-Andalus.”

 

Selain itu, Prof. Hamid juga menjelaskan bahwa, “meskipun terdapat faktor-faktor lain, faktor transformasi ilmu pengetahuan dari umat Islam memiliki peran signifikan dalam membawa Barat keluar dari abad kegelapan (Dark Ages) menyongsong abad pencerahan (Renaisance).

 

Oleh karena itu, sebesar apapun perkembangan peradaban Barat saat ini, kita harus memahami bahwa pilar peradaban Barat berdiri adalah karena kontribusi peradaban Islam di sebaliknya. Walaupun saat ini peradaban Islam sedang mengalami masa kemunduruan, yakinlah bahwa peradaban Islam suatu saat nanti akan kembali menuju masa kejayaanya.

 

Janji ini telah jelas di agama kita, bahkan sejarawan Murphy yang notabenya tidak beriman pun juga mempercayai hal itu. Dalam akhir bukunya, dia menuliskan di akhir paragraf, “Islam telah menginspirasi di masa lalu. Di masa depan, Islam akan berjaya kembali dalam bidang di mana ajaran ini memiliki pengalaman yang lebih dibanding ajaran lainnya – toleransi, kreativitas, dan penghormatan.”

 

Wajah Barat di Era Modern

Setelah sedikit mengulas mengenai sejarah peradaban Barat, lantas bagaimakah wajah peradaban Barat saat ini? Dr. Adian Husaini dalam bukunya Mengapa Barat Menjadi Sekuler Liberal menjelaskan bahwa setidaknya ada tiga faktor penting yang menjadi latar belakang penyebabnya.

 

Pertama, trauma sejarah, khususnya yang berhubungan dengan dominasi agama (Gereja) di zaman pertengahan. Kedua, problem teks Bible. Dan Ketiga, problem teologis Kristen. Ketiga hal ini saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Kemudian dari ketiga hal itulah, lahirlah sikap berpikir sekuler-liberal dalam sejarah tradisi pemikiran Barat modern.

 

bersambung …

 

Researcher at Centre for Islamic Education and Contemporary Studies (CIECS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *