ramadhan
Ruang Opini

9 Ramadhan Negeri Kita Merdeka

Sudah 76 tahun lamanya, Indonesia menggenggam status kemerdekaan di atas perjuangan para syuhada. Proklamasi itu tidak diraih hanya dengan senyum dan bahagia semata, namun dengan darah perjuangan air mata yang mewarnai kehadirannya.

 

Hari ini, kumencoba memanifestasikan sejarah di mana saat itu teriakan takbir menggema di seluruh penjuru katulistiwa. Hari di mana Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 9 ramadhan 1363 Hijriah. Momen di mana Indonesia merdeka atas berkat rahmat Allah dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur para syuhada.

 

Doa-doa para ulama saling bersua di atas langit, saling membangun balok takdir yang menjadi babak baru bagi perjuangan bangsa Indonesia. Di samping itu, keistimewaan lainnya adalah ketika babak baru itu di mulai di bulan terbaik di antara 12 bulan, yaitu bulan Ramadhan..

 

Bayangkan saja saat itu di mana kaum tua maupun muda, masyarakat ataupun ulama sedang menjalankan ibadah puasa lalu serentak menuju Jalan Pegangsaan untuk mengawal prosesi kemerdekaan Indonesia. Sungguh momen yang istimewa di waktu yang juga istimewa.

 

Ramadhan Bulan Kemenangan

Berbicara mengenai kemenangan, maka sejatinya kita sedang berbicara mengenai kebenaran fakta sejarah yang terlah terjadi. Kita tidak hanya membahas dongeng fiksi maupun utopia semata, namun kita sedang berhadapan dengan fakta di mana kemenangan memang banyak diberikan oleh Allah di bulan yang mulia ini.

 

Sejarah menunjukkan di mana banyak kemenangan diberikan di bulan yang suci ini. kemenangan-kemenangan itu antara lain:

 

  1. Ramadhan tahun kedua Hijriyah, kaum muslimin memenagkan pertempuran di perang Badar (2H)
  2. Tujuh tahun kemudian, pembebasan kota Makkah yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW berhasil dilaksanakan (8H).
  3. Pembebasan Andalusia yang dipimpin oleh Tariq bin Ziyad berhasil diperjuangkan. Bahkan kemenangan itu dapat bertahan 800 tahun lamanya (92H).
  4. Keberhasilan pembebasan kota Amorium (223H).
  5. Kemenangan di Pertempuran Sagrajas (479H).
  6. Kemenangan di Pertempuran Harenc (559H).
  7. Kemenangan di Ain Jalut (658H).
  8. Kemenangan di Marj Shafar (702H).
  9. Kemerdekaan Indonesia (1364).

 

Dari berbagai fakta sejarah kemanganan yang terjadi, Dr. Raghib Sirjani kemudian menyebut Ramadhan adalah “Syahrul Intisharat”, bulan kemenangan. Julukan ini tentu tidak asal-asalan disematkan saja, akan tetapi julukan ini hadir memang karena latarbelakang yang besar di sebaliknya.

 

9 Ramadhan 1364 dan 9 Ramadhan Saat Ini

Sekali lagi, sudah 76 tahun lamanya 9 ramadhan 1364 itu terlewati sampai dengan hari ini. kembali merenung dan membaca keadaan Ibu Pertiwi saat ini, apakah sudah sesuai dengan yang dicita-citakan?

 

Hari ini, 11 April 2022, Aliansi Badan Eksekutif Seluruh Indonesia menyuarakan kegelisahan hari rakyat Indonesia mengenai keadaan Ibu Pertiwi yang sedang tidak baik-baik saja. Mereka tidaklah turun kecuali ada sesuatu yang salah dengan keadaan Ibu Pertiwi.

 

Alangkah lucunya negeri ini, ketika kemerdekaan telah diklaim selama 76 tahun lamanya, namun negeri ini menjadi salah satu negara yang memiliki hutang terbesar di dunia. Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa per September 2021, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia telah tembus 7.700 Triliun. Sungguh angka yang fantastis.

 

Alangkah lucunya negeri ini, di samping hutang yang besar, ketika jutaan hektare tanah Ibu Pertiwi ditanami sawit, namun minyak goreng justru melambung tidak berada di sisi rakyat.

 

Alangkah lucunya negeri ini, ketika pandemi masih menjadi kisah lama yang menghantui, namun para politisi justru mengkampanyekan wacana jabatan Presiden tiga periode yang sarat akan kepentingan tertentu.

 

Alangkah lucunya negeri ini, ketika pemindahan Ibu Kota Negara masih menyisakan pro-kontra, namun wacana urun dana masih digaung-gaungkan oleh pemerintah saat ini. Padahal berbagai permasalahan yang membutuhkan dana untuk menyelesaikannya sedang  melanda negeri ini.

 

Alangkah lucunya negeri ini, ketika kemerdekaan telah lama diproklamasikan, namun rasa-rasanya saat ini justru terjajah oleh bangsa kita sendiri.

 

MERDEKA

MERDEKA

MERDEKA

Sebatas hanya dalam mimpi semata

 

Sudah sadarkah dengan keadaan negeri kita saat ini? Ibu Pertiwi sedang tidak baik-baik saja kawan.

Tidak bosankan berdiam diri saja?

Sadar dirilah dan segeralah ambil peran

Bergeraklah tuk menjadi agen perubahan dan bukan sebatas sampah perjuangan

 

Researcher at Centre for Islamic Education and Contemporary Studies (CIECS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *