Atomic Habit: Menjadikan Menulis Semudah Bernafas #2
Artikel lanjutan dari Atomic Habit #1
Oleh: Krisna Wijaya
Kembali mengingat bahwa syarat pertama membangun ruang bersama tulisan berdasarkan teori atomic habit adalah dengan rumus make it easy. Rumus pertama ini mengharuskan kita untuk tidak menetapkan standar terlalu tinggi di awal-awal masa kepenulisan.
Hal ini penting untuk diperhatikan karena tidak sedikit bagi mereka yang sedang memulai membangun habit menulisnya berakhir dengan kegagalan karena terlalu berat memenuhi standar yang dia tetapkan pada dirinya sendiri.
Oleh karena itu, rumus make it easy adalah hal pertama yang harus ditekankan pada setiap insan yang sedang memulai membangun habit menulis agar muncul rasa nyaman ketika menulis dan bukan rasa tekanan.
Make It Attractive, Menjadikannya Menarik
Ketika menulis telah menjadi sebuah kebiasaan dalam diri kita, maka langkah kedua yang harus dilakukan adalah menerapkan rumus make it attractive. Masing-masing dari kita tentu memiliki cara tersendiri dalam menjadikan aktivitas menulis menjadi sesuatu yang menarik dalam hidup masing-masing. Sebagian ada yang memberikan reward pada diri sendiri, setiap hendak menulis.
Sebagian orang ada yang menghadiahi diri sendiri dengan minum minuman favorit setiap kali hendak menulis. Di samping minuman favorit, Sebagian orang ada yang pergi ke tempat favoritnya sebagai bentuk hadiah pada dirinya sendiri sebelum memulai menulis. Tempat-tempat favorit ini bisa di kafe, tempat makan, dll.
Kemudian ada juga yang membeli laptop atau komputer baru sebagai upaya agar menulis dapat lebih semangat lagi. Jadi, make it attractive ini memiliki kebebasan sesuai dengan kekreatifitasan dari pribadi kita masing-masing.
Kemudian bagi sebagian orang yang telah membangun habit yang kuat akan kepenulisan, maka barangkali tidak terlalu membutuhkan berbagai saran-saran di atas. Bagi Sebagian yang telah memiliki habit yang bagus dalam menulis, barangkali bisa menjadikan kegiatan menulis lebih terasa menarik apabila meniatkan diri untuk membukukan karya tulisanya menjadi sebuah buku. Jadi buatlah semenarik mungkin sesuai kalian masing-masing.
Make It Satisfying, Menjadikannya Memuaskan
Kalau kita ingin menjadikan menulis sebagai sebuat habit yang produktif dalam hidup kita, maka kita harus merasa berusaha puas atas setiap karya yang telah berhasil kita goreskan. Kepuasaan atas selesainya sebuah tulisan ini akan memicu kita untuk berprogres lebih baik dalam menulis.
Sebagai contoh adalah diriku. Diriku bisa mendapatkan kepuasaan atas setiap karya tulisan yang telah diselesaikan. Misalnya, ketika sebuah karya tulis telah selesai dituliskan dan diupload di web yang kukelola, maka saat itu ada sebuah rasa kepuasaan yang muncul karena telah menyelesaikan sebuah karya tulis.
Kemudian ada rasa puas lainnya di mana target penulisan yang telah ditargetkan dapat dicapai. Untuk setiap naskah yang kuupload di web, target minimal adalah 600 kata. Target ini tidak boleh kurang, namun boleh saja lebih.
Contoh terakhir adalah ketika kutelah mempublikasi karya tulis tersebut. Setelah menyelesaikan naskah, maka penyempurnaannya adalah dengan mempublishnya. Menurutku hal ini adalah salah satu titik kepuasaan tertinggi ketika sedang menulis. Karena setiap tulisan yang telah kita publish dapat kita bagikan kepada orang lain melalui media sosial yang ada. Hal ini tentu adalah sebuah kepuasaan di mana karya yang telah dipublish bisa memberikan manfaat kepada orang lain.
Di samping itu, bentuk kepuasaan dari mempublikasi sebuah karya tulis adalah mengabadikan keberadaan diri kita melalui sebuah karya. Karena kita tidak akan kekal di dunia ini, maka setidak-tidaknya kita harus meninggalkan sebuah karya yang itu bisa mewakili keberadaan kita dalam sejarah perkembangan peradaban manusia di bumi ini.
Dengan berbagai hal di atas, maka akhirnya kupuas dengan habit menulis yang telah kubangun sampai saat ini. Maka dari itu, untuk setiap insan yang sedang membangun kepuasaan terhadap dunia menulis, maka kuberpesan agar kepuasaan itu dapat berorientasi pada kebermanfaatan kepada orang lain.
Artinya, sebisa mungkin berpikirlah “aku puas ketika tulisanku dibaca dan memberikan dampak kebermafaatan kepada orang lain”.
Make It Obvious, Menjadikannya Telihat
Langkah terakhir untuk membentuk habit menulis adalah menjadikannya menulis itu menjadi sebuah kegiatan nyata dalam hidup kita. Apa gunanya apabila rumus make it easy, make it attractive, dan make it satisfying telah kita bangun dalam diri kita, namun kita tidak merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ibarat seseorang yang memiliki berbagai pengetahuan mengenai resep dunia masak, namun tidak pernah dipraktikkan. Tentu hal itu adalah sebuah kesia-siaan semata. Oleh karena itu, langkah terakhir untuk menyempurnakan rumus-rumus sebelumnya adalah dengan merealisasikannya dalam bentuk tindakan di dunia nyata.
Rumus make it obvious ini memiliki tujuan akhir, yaitu agar tulisan kita dapat selesai dengan baik. Karena sebaik-baiknya karya adalah sebuah karya yang selesai. Apa gunanya apabila kita memiliki banyak tulisan yang beranekaragam, namun tidak satupun dari tulisan kita dapat selesai dengan baik. Tentu hal itu adalah sebuah kesia-siaan semata.
Agar habit menulis kita dapat terbangun dengan sempurna, maka langkah terakhir adalah dengan merealisasikannya menjadi sebuah tulisan yang utuh untuk kemudian bisa kita publish dan sebarkan manfaat di dalamnya.
Tetap semangat bersua dengan dunia kepenulisan semua “)