Keresahan Sang Guru Besar: Islamophobia
Oleh: Krisna Wijaya
Jumat, 8 Juli 2022 kemarin, di atas mimbar intelektual (istilah yang penulis ambil untuk menggambarkan mimbar khotib yang khusus selalu beliau isi setelah sholat Jum’at), Prof Hamid Fahmy Zarkasyi menjelaskan mengenai isu islamophobia yang kembali menghangat dan sedang menyapa umat Islam di dunia, terkhusus di tanah air Indonesia.
Dalam kesempatan itu, beliau memulai penjelasannya dengan mengutip kejadian penyerangan Gedung kembar World Trade Center (WTC) yang menewaskan setidaknya 2.753 orang. Kejadian itu memberikan dampak besar bagi kehidupan umat Islam di Eropa, bahkan di seluruh dunia.
Tragedi memilukan yang terjadi saat itu telah menjadikan tanggal peristiwa itu diingat dan dikenal oleh masyarakat dunia sebagai katalisator merebaknya wabah islamophobia di negara Barat sana. Bersamaan dengan merebaknya wabah islamophobia, Prof. Hamid menegaskan bahwa ide-ide mengenai liberalisasi, sekularisasi, pluralisme, dll., juga ikut disebarkan bersamanya.
Semua itu kemudian mengarah pada upaya pembentukan logika global bahwa sah-sah saja untuk menghina Islam karena agama Islam adalah agama yang merusak dan penuh akan terror kebencian. Contoh nyata fakta kejadian ini adalah penyerangan yang terjadi pada gedung WTC.
Dari kejadian itu, Islam benar-benar dipandang negatif oleh mata dunia. Berbagai perlakuan diskriminasi terjadi di mana-mana, termasuk di Indonesia yang mayoritasnya beragama Islam pun tidak terlepas dari perlakuan tersebut.
Ulama dikriminalisasi, anti terhadap Arab, dituduh intoleransi, dicap sebagai kelompok radikal, bahkan disebut sebagai paham anti Pancasila adalah sedikit dari perlakuan-perlakuan yang diterima umat Islam di tanah air Indonesia.
Refleksi Singkat Islamophobia
Membahas mengenai islamophobia, Dr. Adian Husaini juga menegaskan bahwa Islam dan Barat memiliki perbedaan dasar-dasar fundamental yang membedakan kedua wajah peradaban ini. beliau berpendapat bahwa isu ini sebenarnya merupakan suatu desain upaya yang dibuat oleh mereka yang takut akan kekuatan Islam yang sesungguhnya.
Islamophobia saat ini tidak hanya terjadi di daratan Eropa saja, di tanah air kita pun juga sudah nampak corak keberadaanya. Peneliti Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSIST), Dr. Adnin Armas pernah menegaskan mengenai hal ini. indikasinya pun sudah jelas. Orang-orang yang ingin memberi peran dan mencintai agama Islam dituduh radikal, intoleransi, fundamentalis, dll. Hal ini juga sependapat denga napa yang disampaikan oleh Prof. Hamid di atas.
Permusuhan terhadap Islam, baik yang terjadi di Indonesia ataupun di Eropa ini sebenarnya memiliki akar sejarah yang panjang dan dapat kita lacak mulai dari era Perang Salib. Terlebih kebencian mereka ini merupakan sifat khas kaum kafir yang telah dijelaskan di dalam al-Qur’an surat Ali Imran[3]: 118 yang berbunyi,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ بِطَانَةً مِّن دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا۟ مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ ٱلْبَغْضَآءُ مِنْ أَفْوَٰهِهِمْ وَمَا تُخْفِى صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ ٱلْءَايَٰتِ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْقِلُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.”
Mantan Duta Besar Pakistan untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa sekaligus seorang cendekiawan muslim, Muhammad Asad dalam karyanya Islam At The Crossroads menuliskan sebuah bab khusus yang membahas mengenai alasan mengapa Eropa sangat benci kepada Islam.
Beliau menjelaskan bahwa permusuhan Eropa terhadap Islam adalah sebuah warisan yang diwariskan dari budaya lama Eropa yang berasal dari Romawi dan Yunani Kuno. Dua peradaban itu memiliki pandangan bahwa hanya merekalah peradaban yang maju dan beradab, sedangkan peradaban selain mereka, terkhusus mereka yang berada di Timur Laut Tengah adalah peradaban yang biadab dan barbar.
Karena hal itulah, orang-orang Barat memiliki kepercayaan bahwa mereka memiliki nilai keunggulan di atas bangsa lainnya dan memandang rendah kepada bangsa-bangsa lainnya hingga saat ini.
Dengan berbagai kejadian yang terjadi pada umat Islam, terkhusus agama Islam itu sendiri saat ini, maka Prof. Hamid meminta kita untuk ikut andil dalam membela kemuliaan Islam. Sebagaimana kutipan bait sajak yang pernah beliau tulis,
Pejuang Itu Manusia Benar,
Di Atas Kebenaran Serta Berani Menyatakan Kebenaran Bukan Membenarkan Kenyataan
(kutipan sajak Api Perjuangan karya Prof. Hamid Fahmy Zarkasyi)
Punya tulisan?
Publish aja di GoresanIlmu ;D
Hubungi: wa.me/62895421743353