Mata Air

Definisi Orang Paling Merugi

Oleh: Jihan Ramadhani

 

Assalamu’alaikum Warahmartullahi Wabarakkatuh.

 

Hai sob, sebelum kita kupas tuntas pertanyaan ini lebih lanjut, yuk kita kenalan dulu deh. Kenalin saya Jihan Ramadhani, seorang pelajar SMA yang duduk di kelas 12 dan tinggal di pedesaan.  Saya mulai mencoba menulis artikel ini bukan karna ingin terkenal, tapi hanya untuk memanfaatkan potensi yang saya punya untuk banyak orang.

 

Mungkin, kamu bakal berpikir kalau saya anak yang mahir dibidang sastra bukan? Eits, kamu salah besar karna saya pribadi sangat awam dengan dunia sastra. Tapi semenjak saya kenal dengan seseorang yang selalu memotivasi saya lewat tulisannya untuk belajar menulis, makanya sekarang menulis artikel jadi habits baru dan akan terus saya kembangkan. Sepertinya perkenalan dari saya sudah cukup untuk teman-teman simak dan kita akan masuk ke topik permasalahannya, yaitu “Siapa Orang yang Paling Merugi?”

 

Dalam kitab suci Al-Qur’an, sudah dijelaskan bahwa ada golongan orang yang akan merasa paling merugi di akhirat kelak. Siapakah mereka? Ya, mereka adalah orang-orang yang mengingkari terjadinya hari akhir atau hari kiamat. Padahal di dalam rukun iman alenia ke lima sudah tertera “iman kepada hari akhir”, maka bagi siapa pun yang yang mengimani rukun iman sudah seharusnya tidak ada kata penolakan dari dirinya untuk beriman pada hari akhir.

 

Apa jangan-jangan selama ini kita hanya sekedar mengucapkan iman kepada Allah dan hari hanya lewat lewat lisan saja? Ya hanya sekedar angin yang lalu lalang, bukan tulus niat dari hati. Di dalam Al-Qur’an surat At-Kahfi ayat 103-106 yang berbunyi:

 

{قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالأخْسَرِينَ أَعْمَالا (103) الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا (104) أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا (105) ذَلِكَ جَزَاؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوا وَاتَّخَذُوا آيَاتِي وَرُسُلِي هُزُوًا (106) }

 

Katakanlah, ‘ Apakah akan Kami beri tahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahanam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.

 

Dari ayat di atas, bisa kita simpulkan bahwa orang yang merugi itu tidak akan mendapat belas kasih dari Allah selama mereka tidak bertaubat (nasuha), yaitu sebenar-benarnya taubat. Manusia terkadang kufur terhadap nikmat yang telah Allah beri, padahal setiap harinya kita bebas menghirup oksigen secara gratis tanpa harus dibayar, bebas menggerakkan panca indera kita secara spontan tanpa harus diberi aba-aba terlebih dahulu.

 

Tapi kok bisa kita masih saja kufur terhadap apa yang Allah berikan. Apa karna kita sudah merasa hebat, merasa paling bisa sendiri tanpa Allah, atau apa karna dengan nikmat itu setan menjadi penguasa diri kita? Jika  dalam keadaan berbalut nikmat saja kita bisa futur, apa lagi jika kita dalam keadaan sulit nanti.

 

Sebenarnya Allah sudah bilang di dalam firman-Nya, bukan mata kita yang buta tapi hati kita yang sudah ditutupi oleh titik hitam (perbuatan maksiaat yang dikerjakan sehingga menumpuk dan menutupi hati tersebut dari taufik Allah). Bukan menjadi alasan untuk kita berputus asa dari Rahmat-Nya, justru itulah yang harus jadi penunjang kita untuk menyadari bahwa kita masih butuh Allah dalam setiap langkah kita dan terus meminta ampunan hanya kepada-Nya.

 

Allah juga juga titipkan pesan cinta-Nya lho terkait hal ini, yaitu di surat Al-Baqarah ayat 152, 153 dan 162. Nah, yang paling bagus banget artinya bagi saya itu terdapat di ayat 162 yang berbunyi :

 

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya padamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran”.

 

Allah itu selalu mengabulkan setiap permintaan hamba-Nya setiap kali hamba itu berdoa, tapi Allah juga bilang kalau kita mau sesuatu itu dikabulkan maka seru juga perintah-Nya. Jangan hanya mau enaknya saja, giliran Allah yang minta kita tidak mau menaatinya.

 

Kembali lagi kepembahasaan awalnya, tentang orang yang merugi itu orang yang ingkar terhadap hari akhir. Nah pastinya ada dong ganjaran bagi mereka yang ingkar terhadap hari akhir tersebut, kira-kira apa ya ganjarannya?

 

Ya benar sekali teman-teman ganjaran bagi orang yang ingkar terhadap hari akhir tersebut adalah neraka Jahanam. Ih seram ya kalau dibayangin itu terjadi pada kita, Na’udzzubilllah semoga kita terjaga dari sifat ingkar terhadap rukan iman ya teman-teman. 

 

Setiap kejadian di dalam hidup pasti terdapat pelajaran yang bisa diambil darinya, seperti pepatah arab yang mengatakan “hidup mengandalkan ilmu akan hilang, hidup mengandalkan harta akan habis, hidup mengandalkan manusia akan sakithati, tetapi jika hidup mengandalkan Allah tidak akan hilang, tidak akan habis dan tak akan pernah mengecewakan”.

 

Jadi bagaimana teman-teman, masih mau jadi golongan orang yang merugi atau berubah menjadi hamba yang paling dicintai Allah. Tentukan pilihan hidupmu mulai sekarang karena apa? Karena hidup tak akan menunggu kapan kamu siap untuk berubah menjadi lebih baik. Perbanyak amal sholeh dan pastinya jangan ingkar pada Allah agar kamu tidak termasuk orang yang merugi akan tetapi orang-orang yang beruntung.

 

Terimakasih telah menyimak artikel saya yang tidak seberapa ini namun saya membuatnya dengan penuh harapan agar dapat menjadi pelajaran dan suntikan motivasi pada teman-teman untuk ikut menulis juga dan menyebarkan manfaat diri seluas-luasnya kepada orang banyak. Semoga bermanfaat isi dari artikel ini dan silahkan mencoba menulis, sampai jumpa.

 

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Researcher at Centre for Islamic Education and Contemporary Studies (CIECS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *