Seni

Jembatan Penyeberangan

Oleh: Angkasa Biru

Jembatan untukmu menyeberangi jarak padaku tidak kusediakan

Tiket penyeberangan itu tidak dibangun dari pembicaraan di belakangku

Harga tiket itu mahal dari kepercayaanku

 

Lagi,

Pertanyakan dirimu kembali

Siapa dirimu dan apa keinginanmu

Kalaulah sebatas mengenal sahaja, tak perlu lelah menyelami palung mariana dalam diriku

karena takkan kuizinkan dasar angkasa lautan itu untuk dijamah

 

Namun di sisi lain langit membuatku bersyukur

Tak perlu berlelah-lelahan

Manusia-manusia itu sudah membicarakanku tanpa henti

Memikirkanku tiada henti

Dan tanpa perlu aku memikirkan mereka dengan berlelah hati

 

Itulah tiket penyebrangan jarak padaku

Tak dimiliki kecuali oleh mereka yang mendapat kepercayaanku

 

 

#sajak ini terlukis karena melihat manusia yang membicarakan manusia lain dibelakangnya, manusia yang menjadikan kisah temanya objek selidik di belakang, dan manusia yang tak layak disebut sebagai teman cukup kenalan saja

urus saja kisah hidup kita sendiri-sendiri dan tak perlu repot mengurusi kisah orang lain apalagi diam-diam penuh selidik dan penuh kepo “ketika memang tidak ada kedekatan bersahaja di antara kita”, karena boleh jadi ketidaktahuan itulah yang menghantarkan pada hikmah hubungan baik dan kenyamanan di antara kita

Researcher at Centre for Islamic Education and Contemporary Studies (CIECS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *