
Perayaan Mati Rasa
Oleh : Langit Lalam
Hilang. Lenyap. Entah kemana nahkoda ku melayar ? Tanya ku dalam ruang lamunan
Kosong. Hampa. Gelap. Sunyi. Berteman sepi
Waktu pertama diri ini percaya tentang hakikat sebuah cinta. Tipuan bandit pun terasa menyapa dengan lembutnya
Bukan tak percaya, tapi inilah nyatanya
Mawar ku yang layu, lalu kau datang memberi substansi kimia dengan rumus H2O, satu atom oksigen ialah air
Bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar
Tapi lama kelamaan rasa tawar itu berubah menjadi manis saat kau mulai mengajari aku arti dari sebuah kepercayaan
Kecerobohan ku yang membuat kepercayaan yang kita bangun membuat hambar kembali rasa yang telah ada
Amnesia sesaat tentang apa yang telah di lalui. Atau selamanya?
Entah apa mau iblis?. Entah apa maksudnya menjatuhkan hati pada mu yang harusnya itu lebih baik ku pendam sedalam liang lahat
Agar apa? Agar tak ada kata perpisahan atau melupakan
Aku tak ingin melupakan. Tapi berusaha membiasakan sendirian seperti sedia kala
Saat aku hanya mengenal mu lewat karya-karya luar biasa dari jemari mu
Kembali hambar
Merayakan perayaan mati rasa
Menanti rembulan bersinar, dan pangeran ku bersama kuda putihnya menjemput raga dan jiwa
Entah kapan? Tapi yang pasti, aku sedang merayakan pesta ku. Ya, perayaan mati rasa
#
Oleh seorang gadis yang sedang menumbuh di tanah Aceh nan jauh di sana
Tetaplah tersenyum dan terbangkanlah impianmu ke manapun engkau melangkah

Tentang Sepi

Senyum Anak Itu
You May Also Like

Ibu
December 24, 2022
Islam Moderat dan Wasathiyyatul Islam
January 24, 2022