4 Tangga Sukses Perempuan Berdikari
Oleh: Jihan Ramadhani
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Jika manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah semata dan menjadi mashlahat bagi umat manusia, maka adakah bahagia yang diperoleh hanya unrtuk seorang diri saja? Bisa dipikirkan sendiri jawabannya ya teman-teman.
Kebahagiaan adalah suasana damai di jiwa dan bukan barang jadi dari sebuah kekayaan harta, pangkat yang tinggi dalam jabatan di kantor, atau popularitas di media sosial (dunia maya).
Dalam buku Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk karangan Mas Ahmad Rifa”i Rif’an, menyatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan ada sebuah rumus yaitu: tangga pertama, tangga terendah adalah materi (dunia) sarana menuju kebahagiaan.
Bisa berupa harta, jabatan, intelektualitas, popularitas, dsb. Tapi jangan sepelekan hal ini. Banyak kok dari kita justru gagal dalam mengontrol bola dunia, justru malah terhanyut ke dalamnya. Jadi saat mengontrolnya haruslah memakai mata hati saat mengemudikannya. Karena imanmu lah yang akan memandu disaat nafsu membisikimu.
Tangga kedua adalah bahagia. Ada pertanyaan nih seputar bahagia. Menurut teman-teman, khususnya sobat muslimah, kita itu bersyukur dulu baru bahagia atau bahagia dulu baru bersyukur?
Saya bantu pilihkan jawabannya ya, hehe. Jawabannya adalah yang pertama, bersyukur dulu baru bahagia. Jawaban ini saya temukan dalam buku Tuhan Maaf Aku Hampir Menyerah setingkat mensyukuri apa yang telah dimiliki seperti kesempatan hidup, kesehatan jasmani, dan yang paling penting adalah kesempatan untuk bertaubat dengan mengakui dan menyesali kesalahan yang pernah kita buat dulu.
Selanjutnya, tangga ketiga adalah bermanfaat bagi sesama manusia atau sekarang kerab dikenal dengan kontribusi. Adapun yang membedakan potensi kita itu lebih dari pada yang lain adalah saat seberapa berdampaknya kita di masyarakat.
Kita jauh-jauh sekolah keluar kota atau bahkan ada yang mati-matian sekolah ke luar negeri dengan modal beasiswa hanya untuk pencitraan saja? Rugi dong! Kalau katanya gen Z, haha.
Justru karena semakin tinggi pendidikan, semakin luas pula lah kebermanfaatanmu bagi sesama manusia. Sesuai dengan sabdanya Rasulullah SAW “khairunnasi anfa’uhum linnas” sebaik-baik manusia ialah yang bermafaat bagi manusia lain.
Jadilah sosok perempuan shalihah yang saat kehadirannya semua wajah tersenyum, dan disaat kepergiannya semua mata menangis karena kehilangan sosok yang dicinta dan dibanggakan. Dan kita sampailah pada tangga terakhir yaitu tangga keempat.
Tangga keempat adalah keabadian. Tempat peristirahatan terbaik dan ternyaman hanya bahtera surga Allah. Puncak kesuksesan seluruh umat muslim adalah bisa bersenda-gurau didalam taman surga bersama keluarga tercinta.
Tapi jika belum bisa kita mendapatkan keabadiannya Surga, maka kesuksesan yang diceritakan itu hanyalah serpihan kerikil tajam yang menyakiti diri. Pilihannya hanya Neraka jika bukan Surga tempatnya! Benarkan?
Sobat muslimah, pernyataan ini mungkin sering kita dengar “Perempuan itu jika bukan karena ilmunya, maka dia akan dihancurkan oleh perasaaannya” dan saya sendiri sangat percaya dengan kalimat itu.
Perempuan itu juga makhluk yang paling unik. Semua yang dia mau tapi tak pernah ia ungkapkan namun berharap lawan bicaranya paham apa yang dia maksudkan. Dalam arti kata ‘ingin selalu dimengerti perasaannya’
Dilansir dari www.fimela.com menyatakan ada 11 fakta unik tentang perepuan, salah satunya “perempuan sulit menemukan hal yang dibeni saat jatuh cinta”. Buta akan kebenaran bahwa si cowo itu mempunyai lebih dari 50% sifat buruk.
Namun terlihat selalu seperti malaikat jibril. Ini kalau perempuan yang tidak disuguhkan dengan ilmu. Berbeda dengan kebijakan perepuan berilmu atau wanita muslimah pasti akan dipertimbangkan 100% dulu sebelum berinteraksi dengan lawan bicara (lawan jenis).
Sebagaimana yang dikatakan dalam hadist Rosulullah SAW bersabdsa “Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah. Bila engkau memandangnya, ia membuatmu senang. Bila engkau perintah, ia menaatimu. Dan bila engkau bepergian meninggalkannya, ia akan menjaga dirinya (untukmu) dan menjaga hartamu”.
Maka sudah seharusnya menjadi wanita muslimah adalah kewajiban bagi setiap perempuan muslim bukan lagi sebuah pilihan yang menyesak di kepala. Jadi wanita muslimah yang berkarya untuk bangsa, memberikan dampak terhadap sesama, menjaga diri dari zina akhir zaman. Kemudian jangan lupa juga menjadi istri dan ibu yang patuh pada suami dan penyayang kepada anak-anaknya.
Salam hijrah, and see you next time on my writing… bye
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.