Mata Air

The Distance Between Us

Oleh : Jihan Ramadhani

 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

 

Hai sob apa kabarnya nih? Kabar imannya, apa masih aman-aman aja atau sudah kandas habis. Semoga selemah-lemahnya iman kita, jangan pernah tinggalkan sholat karena itu pondasi utama. Here we will discuss about the distance between us, ciakhhh. Ada yang uda senyum duluan nih. Hihi.

 

Sadar atau engga, ngalamin atau engga, faktanya jadi anak luaran atau anak (sekolah) negeri itu… banyak rintangannya. Bertubi ujian pergaulannya. banyak yang kehilangan batasan dalam atau saat berinteraksi dengan lawan jenis.

 

Kedekatan antara mereka sering di atas namakan hubungan persahabatan atau tingkat solidaritas pertemanan yang dinormalisasikan oleh hampir seluruh pelajar negeri alias non-pesantren. Jelas mereka bisa dengan suka rela mengerjakan hal tersebut karena bekal ilmu agama sangat minim disuguhkan pada mereka.

 

Bahkan guru agama di sekolahan negeri pun jarang menyinggung terkait larangan pacaran dalam agama. Justru malah mengompori atau memberi bola panas agar muridnya bisa jadian atau pacaran.

 

Entahlah perasaan saya memang aturan agama atau hukum syara’ (aturan syariat) sangat tabu di masyarakat atau memang mereka ini terlalu menyepelekan aturan agama Allah. Stigma dan salah pengertian tentang budaya kapital (pacaran) yang sudah merajalela di negara mayoritas Islam dan bahkan sudah dinormalisasikan.

 

Tapi bukanlah berarti tak ada anak luaran yang konsisten hijrah, komitmen untuk hijrah. Ada tapi langka. Ada tapi tersembunyi. Dia ada tapi tak bersuara. Heningnya berisik di langit. Diamnya menjadikan ruang kosong sebagai ruang dialog dengan Tuhan-nya walaupun porak-poranda karena perasaannya.

 

Oleh karena itu, kita punya beberapa batasan dalam beretika bergaul dengan lawan jenis. Harus perlahan diiplementasikan dalam segala aspek. Agar generasi pemuda Islam tidak serta merta dalam mengolah budaya Barat ke dalam syariat agama, berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dengan seksama:

 

  1. Menundukkan Pandangan

(QS. An-nur:30-31) “Katakanlah kepada orang laki-laki yang berian:’Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’Katakanlah kepada wanita yang beriman:’Hendaklah mereka enahan pandangannya, dan kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (bisa) nampak dari padanya.”

 

  1. Tidak Berkhalwat (Berduaan)

Rosulullah SAW bersabda :

“ Janganlah sekali-kali kau berkhalwat (berduaan) dengan perempuan kecuali disertai mahramnya.” (HR. Bukhari & Muslim).

 

  1. Berbusana Sopan dan Menutup Aurat

Bertujuan agar tidak mengundang syahwat atau nafsu bagi lawan jenis.

 

  1. Tidak Menyentuh Lawan Jenis

Islam tidak memperboleh laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya bersentuhan kulit. Rosulullah SAW bersabda “ sesungguhnya aku tidak berjabat tangan dengan wanita (HR. Malik, Nasa’i, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).

 

  1. Menjaga Etika dan Sopan Santun

Berbicara hanya sesuai kepentingan dan menghindari pembicaraan yang dapat membangkitkan syahwat. Salah satu wadah atau ruang yang sering terjadi adalah chattingan lewat akun sosmed yang berawal dari basa-basi an. Atau bahkan berawal dari hasil diskusi pelajaran materi yang berkaitan dengan agama. Jadi hati-hati ya nerima tamu yang singgah, hehe.

 

Apa pun itu masalahnya, semoga kita senantiasa berada dalam petunjuk-Nya. Anak luaran juga bisa taat kok. Aamiin ya Rabbal’alamin. Semoga bermanfaat, salam hangat pada jiwa yang tengah berjuang di medan perangnya masing-masing.

 

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Researcher at Centre for Islamic Education and Contemporary Studies (CIECS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *